Sabtu Kelabu
Setelah shift sudah selesai di hari Jumat sore, aku bergegas pulang. Baru kuingat, bahwa suasana pada saat itu sudah berbeda. “Mbak, Ibuk wes maem a?” “Durung, salinono disek ae” Aku mengambil ember biru dan mengisinya dengan air termos dicampur air keran. Sabun dan kain penyeka juga tidak lupa aku bawa ke kamar Ibuk. Setiap kali mengganti diaper, rasanya pengen nangis. ‘Ibuk kok jadi begini, biasanya kalo habis pulang kerja, ibuk selalu nawarin mau dimasakin apa’. Namun ada lagi yang bikin hatiku langsung menciut saat melakukannya. Ibukku adalah orang yang suka makan. Seneng dong orang tua tinggal satu-satunya sehat. Makan gak pernah rewel. Hm, yang saat itu hanya bisa menerima satu dua sendok makan bubur sumsum dengan kuah bening. Mau bangun buat makan aja susah, alias ga bisa duduk. Kakiku jadi penopang tubuhnya yang lemas. “Dek, kancanono ndulang mbah buk”, aku meminta ponakanku untuk menyuapkan makanan ke Ibuk. Dia satu-satunya cucu Ibuk yang paling sayang ke ‘Mbah...