Hallo My Inner Child
It's been a while for not write my story here.
Akhirnya aku kembali ke Semarang. Aku nggak tau apa yang sebenernya direncanakan Allah untukku. But the only i know, He always give what's best to me. Meskipun aku masih menginginkan yang lebih dari ini. Mungkin aku diminta untuk refleksi diri dan belajar ikhlas. Hmmm yang pasti biar tau apa yang aku inginkan selama ini.
Iya, aku yang dulu nggak menginginkan pernikahan, ternyata hal terdalam yang tertanam di diriku adalah mempunyai keluarga yang menenangkan, yang bisa membuatku nggak perlu jauh-jauh buat pulang. Nggak ribet buat cari pelukan, ngga ribet harus install aplikasi dating buat cerita sama orang. Nggak perlu minum obat buat sekedar tidur. Nggak takut merasa sendiri.
Aku menyadari ternyata aku sempet tidak membahas tentang Catur selama beberapa tahun. karena game itu membuatku selalu teringat dengan masa lalu. Tapi karena Queen's Gambit, aku sadar, aku masih suka. Aku harus berdamai dengan mimpi yang sudah nggak bakal tercapai di masa kecil. Singkat cerita, aku berhenti bener-bener nggak mau tau atau main lagi semenjak Bapak dan Abangku meninggal. Rasanya support system buat nata bidak aja kaya ga ada. Ternyata, sampai saat ini aku masih excited dengan taktik-taktik yang belum pernah aku pelajarin. Suatu saat kalo aku sudah punya rumah, aku juga mau punya pajangan papan catur yang dulu hanya dimiliki anak-anak yang orang tuanya kaya. Ditambah jam catur yang antik.
My inner child really love music. But i cant make it real.
Dari kecil aku selalu denger lagu dari Westlife, Britney Spears, Mariah Carrey, Shania Twain. Haha iya tau, aku ga bisa nyanyi, tapi hidupku ga bisa dipisahkan dari musik. Aku ga bisa main gitar, aku ga bisa main drum, tapi aku yakin, aku masih bisa mengulik keyboard. Dan sekarang pekerjaanku pun full ngetik yang pastinya akan membuatku selalu menggerakkan jari. Buat kamu, yang referensiin Lalala Land - Engagement Party, tunggu aku nanti pasti bakal ngirimin video aku bisa mainin itu.
Dulu aku melakukannya dengan sadar, aku nggak mau melakukan hal-hal yang aku suka lagi hanya karena aku nggak mau menyusahkan Ibuku yang hanya seorang janda. Rasa sakit atas ketidakmampuan itu membuatku nggak mau jujur dengan apa yang aku inginkan. Lebih baik aku melupakannya. Tapi semenjak aku tau tentang Inner Child, aku mencoba buat bilang ke diriku sendiri. Salah satunya dnegan menuliskan disini. Ini cuma secuil aja.
Catur dan Keyboard hanya contoh benda-benda yang bisa mewakili masa kecilku. Ana adalah anak yang berbakat. Suka eksplor hal-hal yang disukai, namun banyak hal yang membatasi keinginannya untuk berkembang. Sepertinya ini adalah masa ku harus membahagiakan Inner Child terlebih dahulu. Sebelum aku harus bahagia dengan orang lain, terlebih dengan keluarganya, dan keluarga kecilku nanti.
Terima kasih ya Ana yang kecil sudah sering menang banyak lomba, ketemu orang-orang hebat di masa kecil, dikenal sekampung jadi cewe yang jago main catur, sekolahnya pinter. Makasih ya sudah selalu bertahan, sudah menjadi Ana yang kuat sampai Maret 2021 ini. Pasti nggak nyangka taun lalu ternyata bisa balik ke Semarang lagi. Semoga hari-harimu selalu bahagia dan membaik ke depannya. Aku tau Ana bakal selalu punya cara buat ketawa. Aku tau Ana pinter, aku yakin Ana bisa dapet yang diinginkan, cuma bukan sekarang. Jadi Ana yang sabar. Semakin dikuatkan buat kepercayaannya kalo nggak bakal berakhir dengan penderitaan.
Bentar lagi udah cocok kok jadi Mrs (I don't know who).
Comments
Post a Comment