Aku Takut Menikah


Nggak ada istilah wajib menikah dalam hidup. Mau nikah ya terserah, enggak juga gapapa. I want to say, i need to get marry by someone, but i'm afraid of it.

Hidup sendiri itu nggak gampang. Kerja cari duit buat diri sendiri. Sakit kecapekan kerja yang ngerawat juga diri sendiri. Masak, yang makan juga mulut sendiri. Ngerawat muka, juga buat nyenengin diri sendiri. Tapi aku udah biasa ngelaluin itu semua, kalo dijalani ya nggak susah-susah banget sebenernya. Karena yang lebih sulit adalah mempercayai akan ada seseorang yang rela menghabiskan sisa waktunya bersama. (Siapa hayo?)

Orang itu masih belum bisa kutemukan. Dan kurasa aku tahu beberapa alasannya.
Aku bukanlah orang yang bisa positive thinking di awal. Terlalu banyak hal buruk yang kupikirkan dulu ke depannya. Bukan apa-apa, hanya untuk mengurangi kekecewaan yang mendalam. Sudah seperti itupun, aku masih sakit hati karena apa yang diharapkan jauh dari kenyataan.

Aku juga merasa insecure terhadap diriku sendiri. Sering aku merasa nggak layak buat jadi seorang istri yang baik untuk beberapa tahun setelah aku menulis ini. Ada orang ngeselin, “o jancok”, secara reflek langsung keluar dari mulutku. Sering juga males pulang habis kelar shift, malah jalan malem-malem, padahal tau kalo punya alergi dingin. Nggak pede dengan penampilan yang B aja. Tinggi badan di bawah rata-rata, gendut pula. Selain itu, aku juga masih lepas-pake jilbab, even I know what’s the reason behind.

Akupun hidup di circle yang masih sama di beberapa tahun ini. Terlalu banyak laki-laki yang membuat aku kecewa di sekeliling. Entah itu mantan pacar, mantan gebetan, temen-tapi-pernah-demen, temen sekolah, temen kerja, pacarnya temen. Sampe kayanya aku kena cuci otak kalo “semua laki-laki itu sama aja”. Ya walaupun ada 1-2 aja yang sudah melakukan hal benar.

Mereka itu tipe laki-laki yang under 25, masih pengen hepi-hepi, menghabiskan masa muda dengan bahagia, jalan-jalan keliling sendiri, nggak mau hidup susah, kurang tanggung jawab, suka ninggalin tiba2 tanpa permisi, gila ngegame, gila bola, gila punya banyak cewe, duhhhh bikin gemes deh tingkah-tingkahnya tuh.

Bikin mikir apa bener cowo-cowo ini nggak mau serius sama cewe apa ya. Sampe kemaren kena tipu juga katanya diseriusin tapi malah ditinggal, cyok. Pernah survey ke beberapa temen, emang mereka ngga mau nikah dulu, sebelum bahagiain ortunya. Let’s clap hands for them. Ya semoga aja dipermudah, aamiin. Meanwhile, mereka juga masih bisa melanjutkan hepi-hepinya itu selagi single.

Masa iya sih nggak ada yang nyisa satu aja yang "nggak sama" dan bisa nyangkut gitu.

Hm satu lagi emang akunya aja yang masih belum berkembang pergaulannya. Kali aja habis ini dapet kerja baru (please say Aaaamiiin Ya Allah), circle nya jadi beda. Ya I mean bisa kenal mas-mas diatas umur 25 yang udah selesai menghabiskan waktu sendiri. Yang udah sadar kalo butuh temen hidup. Yang sadar kalo ternyata bahagia itu berbagi, bukan dinikmati sendiri.

Beberapa kali sakit hati, bikin aku ngerti gimana sih seharusnya dia tuh. Bikin lebih speseifik minta nya sama Ya Allah. Tapi satu sisi jadi takut, sakit hati yang level seperti apa yang nantinya akan dialami. Entah punya mertua yang cerewet, ipar yang ngeselin, tetangga yang julid, anak yang bandel, temen kantor suami yang suka flirting, suami yang gay, pasangan yang balikan sama amantan setelah ngeliat doi joget dua jari Tik-Tok, pasangan yang "kurang enak", ataupun yang "fantasi" nya juga berlebihan.

Kok serem ya, naudzubillah. Tapi jaman sekarang emang ada aja masalah rumah tangga tuh.

Masalah hidup nggak akan berhenti gitu aja setelah menikah. Tapi kebayang nggak kalo menjalani hidup yang berat akan terasa lebih mudah kalo ada dia. Take and give lah. Sama-sama membantu, sama-sama mendukung, menyemangati, gantian kalo mijetin, gantian cuci baju, gantian ngulek sambel, gantian mau di atas apa di bawah. Ya gitu deh, pokoknya sama-sama enaq.

Masih pengen nikah? Ya pengen.

Tapi siapa ya yang mau sama aqu hmmmm...

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hallo My Inner Child

 It's been a while for not write my story here. Akhirnya aku kembali ke Semarang. Aku nggak tau apa yang sebenernya direncanakan Allah untukku. But the only i know, He always give what's best to me. Meskipun aku masih menginginkan yang lebih dari ini. Mungkin aku diminta untuk refleksi diri dan belajar ikhlas. Hmmm yang pasti biar tau apa yang aku inginkan selama ini. Iya, aku yang dulu nggak menginginkan pernikahan, ternyata hal terdalam yang tertanam di diriku adalah mempunyai keluarga yang menenangkan, yang bisa membuatku nggak perlu jauh-jauh buat pulang. Nggak ribet buat cari pelukan, ngga ribet harus install aplikasi dating buat cerita sama orang. Nggak perlu minum obat buat sekedar tidur. Nggak takut merasa sendiri. Aku menyadari ternyata aku sempet tidak membahas tentang Catur selama beberapa tahun. karena game itu membuatku selalu teringat dengan masa lalu. Tapi karena Queen's Gambit, aku sadar, aku masih suka. Aku harus berdamai dengan mimpi yang sudah nggak bakal...
Read more

PERAWAN

Image
Beberapa tahun ini saya mengalami banyak peristiwa yang mengubah cara pandang saya terhadap suatu hal. Lebih terbuka, lebih berpikir anti egois, lebih bebas dan lebih liar tentunya.   Menurut saya berani berbeda pikiran dengan orang lain sama sekali bukanlah hal yang buruk. Semua orang mempunyai perspektifnya sendiri-sendiri. Tugas kita bukan memperdebatkan perbedaan itu, namun dengan membuka pikiran dan lebih menghargai. Trus iseng saya cari arti di KBBI, kata ‘perawan’ dan ‘jaka’.  Perbedaan sangat mencolok. Arti nomor yang kedua dari kata perawan dituliskan “belum pernah bersetubuh dengan laki-laki”. Kenapa di kata ‘jaka’ tidak disebutkan “belum pernah bersetubuh dengan perempuan”? Kenapa harus ada perbedaan bahwa perempuan disebut harus perawan yang bisa berarti “belum pernah” tersebut. Sedangkan lelaki hanya disebutkan “anak laki-laki yang telah dewasa, namun belum berumah tangga”. Di Indonesia tidak ada sebutan bagi lelaki yang telah bersetu...
Read more

I Love Me

Dalam beberapa bulan ini, duniaku serasa berputar begitu cepat. Bukan hanya masalah waktu, tapi juga naik turunnya sangat terasa. Aku sering mempertanyakan kepada diriku sendiri apakah aku bahagia? Keberhasilan, penolakan, kegagalan, kebangkitan, sakit, kemudian sembuh kurasakan begitu cepat. Sudah banyak sekali air mata yang masuk dalam mulutku dan kutelan. Satu hal yang sangat favorit ada pada diriku adalah, aku selalu berusaha untuk jujur kepada diri sendiri, meskipun hanya kukatakan dalam hati. "Aku pernah membenci diriku melebihi orang lain, bahkan aku tidak takut pada mereka jika membenciku. Aku tidak takut dibunuh oleh orang lain, aku bisa melakukannya sendiri." Nggak mudah melawan pikiran dan perasaan buruk itu. Aku tidak melakukannya demi orang lain, aku melakukannya untuk diriku sendiri. Aku ingin menjadi manusia yang utuh. Aku akan membalik pikiran buruk menjadi afirmasi positif. "Aku menyayangi diriku. Tidak ada orang lain yang bisa menyayangiku melebihi aku....
Read more